Sejujurnya, dulu saya tidak terlalu memikirkan komposisi skincare atau perawatan kulit. Pokoknya, asal tidak mengandung racun dan cocok untuk kulit. Namun, sejak beberapa minggu belakangan saat kulit sangat sensitif dan iritasi, saya mulai berpikir untuk lebih selektif lagi dalam memilih komposisi skincare. Iritasi yang dialami kulit saya bisa dibilang lumayan parah, bukan sekadar jerawat namun gatal dan bentol. Dan syukurlah bisa membaik karena memilih skincare yang aman, aman dalam artian komposisinya tidak membuat iritasi. Kali ini, saya akan membahas beberapa zat berbahaya yang harus dihindari di dalam skincare.
Selain merkuri dan hidrokuinon, ada beberapa tambahan zat skincare yang harus dihindari. Setidaknya saya list ada 10 ya. Dan berikut daftarnya:
1. Triethanolamine (TEA)
2. Paraben
3. Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
4. Sodium Laureth Sulfate (SLES)
5. Triclosan
6. Oxybenzone
7. Avobenzone
8. Isoprophyl Alchohol
9. Pewangi buatan
10. Pewarna buatan
Untuk post kali ini akan saya bahas nomor 1-4 dulu, ya. Yaitu Paraben, Triethanolamine (TEA), Sodium Lauryl Sulfate (SLS), Sodium Laureth Sulfate (SLES).
Paraben
Paraben dan zat turunannya adalah senyawa kimia yang digunakan sejak tahun 50-an. Manfaat paraben adalah sebagai zat pengawet yang bisa mencegah bakteri tumbuh di dalam deodoran, lotion, lipstik, shampo, scrub, dan banyak lagi. Karena saking banyaknya dan kita menggunakan skincare, minimal (untuk orang Indonesia paling sabun, sampo, pasta gigi, pencuci muka, pelembap) 5 buah sehari, jatohnya banyak paraben yang digunakan juga. Bahayanya, paraben bisa diserap melalui kulit.
Penelitian telah menunjukkan bahwa paraben memiliki sifat mirip estrogen dalam yang lemah. Esterogen sendiri adalah hormon yang bisa menyebabkan kanker (dikutip dari cancer.org). Walaupun lemah dan kecil kemungkinan bisa menyebabkan kanker, saya sekarang memilih untuk menggunakan produk tanpa paraben seperti La-Roche Posay Lipikar Baume AP+ dan Corine de Farme Micellar Cleansing Foam.
Sebagai tambahan, studi dari buku Toxicology (2006) menunjukkan bahwa methylparaben jika dioleskan pada kulit mungkin bereaksi dengan UVB yang menyebabkan peningkatan penuaan kulit dan kerusakan DNA. Jika ada pilihan lain tentunya sebaiknya tidak menggunakan paraben. Hitung-hitung usaha menjadi lebih sehat dan mengurangi beban dalam tubuh. Oh iya, paraben sudah dilarang penggunaannya di EU, dan masuk dalam daftar zat berbahaya yang harus dihindari di dalam skincare. Makanya kebanyakan produk dari negara Eropa sudah free paraben.
Image owned by Michael Walker |
Triethanolamine
Triethanolamine, juga dikenal sebagai TEA, adalah produk yang diciptakan dari reaksioner dua zat beracun: etilen oksida dan amonia. Triethanolamine digunakan dalam berbagai kosmetik dan skincare atau bodycare. Tujuan penggunaannya kebanyakan adalah untuk menyeimbangkan tingkat pH produk. Selain itu, TEA juga membantu mengemulsi bahan yang biasanya tidak berbaur dengan baik.
Triethanolamine dapat ditemukan pada 40% produk kecantikan yang saat ini ada di pasaran, termasuk parfum dan wewangian lainnya, produk rambut, pewarna rambut, gel mandi, krim cukur dan gel, krim kulit dan lotion, serum mata, pembersih kulit dan makeup seperti foundation, blushes, maskara, eye shadow dan eye liner.
Triethanolamine jika digunakan dalam jangka pendek oleh orang yang berkulit sensitif dapat menyebabkan iritasi kulit, rambut dan mata dan pembengkakan. Selain itu, beberapa mengalami rasa gatal, mata berair, rambut kering dan rapuh dan kulit gatal. Seiring waktu, penggunaan Triethanolamine dapat menyebabkan kerusakan kimiawi pada kulit seperti lecet, sensasi panas, panas, gatal-gatal dan ringan (reading source: CDC web). Selain itu, TEA juga karsinogenik, lho. Masih mau pakai?
Sodium Laureth Sulfate (SLES) dan Sodium Lauryl Sulfate (SLS)
Sodium Laureth Sulfate (SLES) dan Sodium Lauryl Sulfate (SLS) adalah bahan yang namanya dan fungsinya hampir sama, dua-duanya adalah surfaktan. Secara simplenya, surfaktan adalah zat yang menyebabkan bahan-bahan yang ada di suatu zat bisa tercampur, missal air dan minyak, atau lainnya. Atau kalau lebih simple lagi, SLES dan SLS itu yang membuat sabun, shampo, deterjen, pasta gigi berbusa sehingga bisa membersihkan kotoran. Iya anda membaca dengan benar, SLES dan SLS itu terdapat dalam deterjen, ngeri!
Image owned by green-conscience |
Menurut Justin Dragna, PHd in organic chemistry, SLES tidak berbahaya hanya saja karena dipergunakan terus menerus beberapa orang menjadi sensitif terhadap bahan ini. Saya mengartikan bahwa, kalau tidak aman dipergunakan jangka panjang, berarti zat ini tidak bisa digunakan semua orang dan bisa jadi berbahaya bagi beberapa orang. SLES kadang terkontaminasi 1,4 dioxane yang merupakan karsinogen. Jadi, sebaiknya tidak digunakan, ya. Atau cari SLES yang tidak mengandung 1,4 dioxane. Caranya? Saya belum tahu caranya gimana, jadi better kita skip aja udah. Daripada puyeng.
Untuk saudaranya si SLS lebih banyak ditemukan di dalam detergen. Sekarang, apakah ada saudara-saudara di sini yang kulitnya kapalan atau kasar atau kering saat menjadi warga teladan, kebanyakan nyuci baju atau piring tanpa sarung tangan? Itulah efek dari si SLS ini, dan saya kalau pakai sabun mandi dengan SLS di list di awal, bakalan perihlah, gatallah, dan kawan-kawannya. (Biar nyambung, untuk komposisi ketika ditulis diawal itu berarti konsentrasinya lebih banyak dibanding yang ditulis setelahnya).
Karena kulit saya yang sensitif, dan makin sensitif, mungkin karena stress, maka saya putuskan untuk tidak menggunakan lagi 10 zat berbahaya yang harus dihindari di dalam skincare seperti yang di list di atas. Untuk saat ini, jika tidak menimbulkan reaksi buruk, akan saya gunakan sampai habis. Jika menimbulkan reaksi buruk akan saya hibahkan, atau buang. Atau misal suami saya baik-baik saja pakai produk itu, dia yang akan habiskan. Nah, sekian post blog ini. Gimana, apakah kamu merasa butuh atau tidak untuk berhenti menggunakan zat-zat di atas? Lemme know ya di kolom komentar pendapat kamu.
Thanks for reading!
M~
wah itu toh zat yang berbahayanya, jadi ngeri juga ya kalau masuk ke tubuh kita
BalasHapusKalau berhenti mgkn blm ya, Teh
BalasHapusTp mengurangi sedikit demi sedikit. Habisnya zat2 itu ada di sabun, shampo. Nanti kalau beli bedak ceki2 lagi deh zat2 itu
kOk jadi ngeri pake alat kosmetik lagi kalau gini bentuknya mbak. Kalau mau beli kosmetik bebas paraben dari eropa pasti mahal kan yah
BalasHapus*meringis
Berarti harus cek komposisinya ya.
BalasHapusselama ini saya tidak terlalu memperhatikan kandungan dlm kosmetik dan skincare
BalasHapussecara saya menggunakan produk dalam negeri yg jelas mereknya dan terdaftar di lembaga terkait
hingga sekarang blm berani nyoba merek merek luar apalagi yg abal abal
Mengenai bahan-bahan karsinogenik ini, aku ngerasa sudah terlalu banyak industri membuatnya.
BalasHapusKaya pewangi ruangan...aja.
Ada bahan karsinogeniknya.
Jadi bagaimana sebaiknya yaa, teh?
Dihindari dan banyak mengonsumsi anti-oksidan gitu kah?
Postingan ini bikin jadi lebih aware lagi supaya kalau beli kosmetika harus matiin zat2nya. Btw kulit saya jg sensitif jadinya kalau sama skin care lbh sering pakai yg dikeluarkan oleh dokter, cuma kelemahannya jd gak tau bahannya kalau gk nanya sih ya. Moga2 sih aman krn selama ini cocok2 aja TFS
BalasHapusTernyata banyak juga jenis zat berbahaya dalam kosmetik ..ya..
BalasHapusMakanya jangan sering menggunakan..kecuali diwaktu2 tertentu..
Dan ibu hamil mending pakai bedak baby aja deh..
Cari aman..
keliatannya saya butuh banget untuk menghentikan pake sabun mandi dan sabun muka serta shampo yang mengandung zat-zat berbahaya disitu mba.. Klo boleh saran mba, ke depannya buat postingan merk shampo/sabun yang bebas dari 10 zat diatas mba.. ada gak ya?? kan lumayan tuh bisa jadi pilihan tepat
BalasHapusDari 10 zat yang berbahaya yang harus kita hindari di dalam skincare, yang familiar bagi saya hanya paraben, pewangi buatan dan pewarna buatan. Yang lainnya, istilahnya susah diingat hihihi...
BalasHapusPadahal ngeri ya, kalau ada bahan-bahan itu di skin care kita. Apalagi SLES dan SLS, zat untuk deterjen... Hiiiii...
Pokoknya klo beli kosmetik bener bener liat sedetil detilnya. walaupun tulisannya kecil kecil tetap diusahakan baca bener bener hehehe
BalasHapusWaduh... ternyara sekali waktu mesti perlu baca ulamg komposisi skincare, sabun, detergen, odol cs nih di rumah. Ternyata bahan kimia yg ada efeknya besar banget ya. Jadi pensaran deh sejujur apa para produsen dalam menuliskan komposisi di kemasan.
BalasHapusUntum SSL berarti kalau habis myuci jadi kapalan bisa jadi itu ya mba. Berarti beberapa dtergen yang beredar masih mengandung SSL. Hmm hmmmm.. hm..
Baca postingan ini kok jadinya agak ngeri ya. Beberapa zat kimia di atas pernah dengar namany tapi lupa di produk apa. Buru2 cari komposisi skincare nih. Ditunggu penjelasan untuk bahan selain yang 4 di atas ya Mbak.
BalasHapusBaca postingan ini kok jadinya agak ngeri ya. Beberapa zat kimia di atas pernah dengar namany tapi lupa di produk apa. Buru2 cari komposisi skincare nih. Ditunggu penjelasan untuk bahan selain yang 4 di atas ya Mbak.
BalasHapusBaca postingan ini kok jadinya agak ngeri ya. Beberapa zat kimia di atas pernah dengar namany tapi lupa di produk apa. Buru2 cari komposisi skincare nih. Ditunggu penjelasan untuk bahan selain yang 4 di atas ya Mbak.
BalasHapusmakasih sahringnya, ini perlu diketahui sbg bahan untuk memilih produk scincare yg baik
BalasHapusAku baru tahu kalau Paraben dilarang, padahal kan banyak juga produk yang pakai kandungan kimia ini :(
BalasHapus