Hi! Rasanya sudah
beberapa lama tidak bicara dekonstruksinya Derrida.
Beberapa hari ini ada
hal yang menarik buat saya, dan itu tentang dekonstruksi. Kebanyakan (beberapa)
orang mengaanggap bahwa dekonstruksi hanyalah bagian dari filsafat. Tapi,
ternyata dekonstruksi dimainkan juga dalam sastra. (Mari kita sebut ini sebagai
dimainkan, biar lebih santai aja sih alasannya mah) Buahahah.
deconstruction
[ˌdiːkənˈstrʌkʃən] n (Literary & Literary Critical Terms) a technique of
literary analysis that regards meaning as resulting from the differences
between words rather than their reference to the things they stand for.
Different meanings are discovered by taking apart the structure of the language
used and exposing the assumption that words have a fixed reference point beyond
themselves. (Collins Dictionary)
Dilihat dari pengertian
di atas, kita bisa mengambil kesimpulan sederhana bahwa dekonstruksi adalah
tentang bagaimana sebuah karya sastra yang sudah ada di buat ulang (my simple
words for it) dengan memberikan sebuah makna yang berbeda. Pembuatan ulang yang
melibatkan dekonstruksi, saya katakan demikian, karena dalam dekonstruksi (bisa
dibilang) sebuah karya unsur intrinsiknyadipereteli dengan sedemikian rupa
hingga mengubah makna yang sudah ada sebelumnya. Kebanyakan, para penulis yang
saya ketahui bermain dengan tokoh dan plot.
Nah, akhir-akhir ini
kalau kawan-kawan mengikuti beberapa serial TV Amerika yang sedang booming,
mereka bermain dengan dekonstruksi. Dekonstruksi yang menurut saya sangat apik
dan cantik. Serial TV apakah itu?
1. Elementary Sherlock
Kita semua tau seperti
apa dan bagaimana Sherlock Holmes dituliskan oleh Sir Arthur Conan Doyle. Pada
saat pertama kali menonton serial TV ini, saya hanya menyadari ada sedikit
jenis perubahan. dr. John Watson, berubah dari seorang pria, menjadi perempuan
dengan nama dr. Joan Watson. Lalu setting UK yang diubah menjadi US. Itu,
simple. Pada awalnya, menurut saya, cerita ini hanya sebuah rekonstruksi cerita
yang diadaptasi agar sesuai dengan setting waktunya. Sisanya hampir sama dengan
cerita aslinya. Kita bisa memprediksi bahwa dalam sebuah cerita Sherlock ada
musuh bebuyutannya, Moriarty dan satu-satunya perempuan yang dicintai Holmes,
Irene Adler. Akan tetapi, setelah beberapa episode tokoh Moriarty yang
merupakan musuh bebuyutan dari Holmes, berubah secara mengejutkan menjadi yang
dicintai Irene Adler. Love and Hate in the same person.
|
Image
credit to CBS
|
2. The Grimm
Canon kedua yang
didekonstruksi adalah Grimms Märchen atau lebih kita kenal sebagai
Kumpulan Dongeng Grimms. Di awal, seperti biasa, mungkin saya yang kurang
ngayal wwkwk. Saya hanya mengira bahwa ini adalah sebuah adaptasi biasa.
Apalagi pada saat episode pertama yang terang-terangan diadaptasi dari The
Little Red Riding Hood (Rotkäppchen). Akan tetapi, mendekati bagian terakhir
dari season pertama, Ada cerita Cinderella, yang menjadi jahat dan tidak
mencintai sang Pangeran. Ini lumayan bikin kaget dan takjub.
Grimms Märchen adalah
sebuah kumpulan dongeng dari Jerman, dan tentunya serial TV ini tidak luput
dari penggunaan bahasa Jerman dan (jreng) sentuhan ajaib Hitler.
|
Image
credit to NBS
|
Keduanya menjadi serial
TV yang saya (dan banyak orang di dunia) sukai. Saya melihat, entah kenapa, ada
beberapa kerinduan pada semua orang tentang apa yang terjadi di masa lalu
karena dekonstruksi yang banyak terjadi belakangan ini. Bukan cuma dalam karya
sastra, tapi cabang aspek lainnya, termasuk fashion, fotografi, arsitektur dan
kawan-kawan. Tapi tentunya, kerinduan ini bukan semata tentang cerita lalu yang
ingin mereka hidupkan kembali. Ada beberapa hal yang ingin diubah oleh beberapa
orang, tentang apa yang terjadi, walaupun memang hal ini terjadi secara
unconscious.
Post ini saya tulis
dengan pemahaman yang tidak terlalu banyak tentang dekonstruksi Derrida. Jadi,
jika ingin memberikan saran dan kritik (plus keripik) I will be glad! Dan buat
mereka yang mau belajar tentang dekonstruksi, saya sarankan untuk membaca Sherlock
Holmes dan Kumpulan Dongeng Grimm dalam versi original dahulu. Lalu kemudian
setelah itu, silakan tonton Serial TVnya di CBS dan NBS.
Thanks
D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Wanna say something?
The comment is yours