Budi Hermawan: Kuputar nomor telepon yang diingat sempurna, disimpan sel sel kelabu di benakku Satu, dua, tiga kutunggu dengan sabar sejak sekedar mendengar suaramu, menggelegaklah segala debar mencandu di seluruh aliran darahku; merindu daku padaku penuh ... sungguh. Tiga, empat, lima tak ada jawaban dari seberang sana...Aku lupa ini malam minggu, engkau tentu sedang asyik bercengkrama dengan kekasihmu..
Mahadewi S Shaleh: Move on, Pak... Move On...
Budi Hermawan: Already thousand kilometer from the point of departure now only in memory ... just "found" the poem again Wi hehehe..
Mahadewi S Shaleh: Benar kenangan membuat emosi tersedu...tertunduk.. Kenangan berjejer rapi di ruang waktu...seakan siap membuka celah pintu luka... Tapi cinta yang besar...dari orang yang mencintaimu di masa-masa yg akan datang membuatmu terlupa akan waktu dan kenangan yg menua...seakan menjadi tua adalah hal menyenangkan jika bersamanya...
Budi Hermawan: "Menua bersamanya" ... terdengar indah. Maka meski masih kutanya "di manakan cinta untuk orang orang seusia kita?" masih tetap kutumbuhkan harap jua .. sebab ingin "menua bersamanya" ..
Mahadewi S Shaleh: Menua bersama nya, bersama dia...Dia yang tetap mencintai walaupun ratusan garis kehidupan yang tertulis di wajah...yang tetap mencintai meski badan telah ringkih...
Budi Hermawan: Bila begitu mulai sekarang hanya akan ada senyap, dan langkah langkah harap menuju kemudian hari itu ... :0
Mahadewi S Shaleh: Kenapa hanya ada senyap? Mungkin hari akan sepi sementara...Ketika dia datang...gempita menyambut...Aku sarankan engkau menabung cinta...biar dia betah selamanya...menua bersamamu..
Budi Hermawan: Menabung cinta saranmu ya ... telah kusimpan dia dalam sujud sujud yang panjang dan isakan isakan tertahan ... lalu dia menguap disimpan awan awan ... dan ketika rindu tak lagi tertahan ditangiskan langit menjadi hujan .. jauh mengalir ke tanah tanah tak bernama ...
Mahadewi S Shaleh: Semoga cinta yang ditabung ditiap-tiap malam berbalas cinta tanpa jeda dari dia, yang akan mendampingimu dan menua bersamamu
Dan saya pun terdiam, saya tidak tahu harus membalas apa. Dulu beliau pernah berkata, "Sepi tak lagi seksi. Maka akupun bersetuju dengannya. Betapa sepi dan sunyi menggerogoti sela-sela jiwa. Mendinginkan semangat yang membara. Dan hampir membunuh dengan tepat di jantung...
sepi suatu saat akan menepi juga
BalasHapus