Sulit memikirkan apa yang harus dibagi dengan anggota DPD RI dan masyarakat. Melihat dari sudut pandang berbeda, titik yang tidak terlihat oleh orang lain.
Pikiran melayang pada headline surat kabar yang mengatakan bahwa pendidikan di Jawa Barat gagal. Pendidikan Jawa Barat report-nya merah! Kok bisa? Disaat mall-mall baru hadir, ditambah Sekolah Internasional yang sekarang menjamur di beberapa kota besar Jawa Barat. Ditambah Koalisi Pendidikan Kota Bandung (KPKB) berkesimpulan pendidikan di Kota Bandung telah gagal menjalankan kewajibannya. Semua indikator penilaian pendidikan dinilai bernilai negatif. Dan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Jawa Barat lebih rendah dari angka partisipasi nasional!
Kegagalan pendidikan=kegagalan perabadan! Pendidikan berpengaruh pada semua segi. UNESCO melihat pendidikan sebagai kunci membangun dan memperbaiki bangsa.
Jawa Barat, daerah dengan nilai kebudayaan dan peradaban yang tinggi(termasuk faslafah pendidikan). Tapi Falsafah itu tidak tercapai jika dibandingkan dengan kenyataan. Bukan masalah Depdiknas saja tapi Jawa Barat, masalah DPD RI dari Jawa Barat.
Sebagai anggota DPD RI akan saya suarakan "REFORMASI PENDIDIKAN JAWA BARAT! SELAMATKAN NILAI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAWA BARAT!" Bukan hanya suara keluar, tapi jalan keluar. Lihat nilai-nilai pendidikan Sunda dan Indonesia yang terlupakan, melemah. Mengapa menggabungkan nilai pendidikan nasional dan sunda? 1.Proses perbaikan pendidikan harus memerhatikan nilai-nilai lokal, 2. Agar pendidikan dan kebudayaan bersatu, memperkokoh Jawa Barat!
Ki Hajar Dewantara mewariskan nilai pendidikan nasional yang sangat penting: di depan memberikan teladan, di tengah membangkitkan semangat, di belakang memberikan dukungan. Pendidikan diciptakan oleh orang baik yang menjadi panutan, mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang - orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat. Sehingga kita dapat menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat. Dan dimaksud di sini adalah guru. Siapapun bisa menjadi guru, termasuk anggota DPD sekalian yang terhormat.
Dan menjadi guru yang baik, akan menghasilkan murid yang baik pula. Nilai Sunda melihat bahwa seorang manusia harus mencari pendidikan setinggi-tingginya, pengkuh agamana, luhung elmuna, jembar budayana agar terbentuk masyarakat yang Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer. Akan saya jelaskan tentang konsep Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer di bawah ini dalam bentuk realisasi.
Cageur artinya sehat (jiwa dan raga). Menciptakan proses pendidikan yang menyehatkan jasmani dan rohani.
Bageur artinya baik. Hal ini menyangkut tata krama yang mesti diajarkan bukan hanya di sekolah, tapi juga di rumahSunda mengenal tiga jenis perilaku:kepada sesepuh, seumuran dan lebih muda. Setelah bageur ada kata pinter dan singer. Pinter/pintar adalah kognitif. Bagaimana membentuk SDM yang cerdas, cerdas dalam knowledge.
Setelah menguasai cageur, bageur dan pinter. Singer( mawas diri, terampil) adalah pelengkapnya. Konsep-konsep sebelum singer hanyalah konsep jika tidak disertai aplikasi di kenyataan. Singer menekankan pada praktek setelah pemahaman yang ada.
Maka setelah pemaparan di atas diharapkan partisipasi orang Jawa Barat (Sunda) di Indonesia akan meningkat setelah menerapkan konsep filosofi pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara dan nilai Sunda. Dan pada akhirnya prestasi orang sunda di berbagai aspek kehidupan di tanah kelahirannya akan naik. Terlebih akan naiknya kontribusi Orang Sunda di NKRI.
Itu yang saya lakukan jika menjadi anggota DPD Indonesia dari Jawa Barat. Pendidikan berbasis Nilai Sunda, nilai yang saya pahami dan cintai semenjak kecil.
Posted from WordPress for Android
Pages - Menu
▼
Jumat, 30 Desember 2011
Selasa, 20 Desember 2011
Mari Membaca Puisi dan Tips Pembacaan
Saya akui, udah ga baca sajak sejak kapan tau…hmm… 4 tahun yang lalu, itu juga baca sajaknya karena ada ujian mata kuliah Foundation of Literature, yang seingat saya Bu Kim (nama dosen yang baik banget, yang udah pensiun) bilang “You read it good, perfectly.” Hehehe *Bangga* *Wajib Bangga*.
Kemarin iseng sih Uda Esha Tegar Putra kirim voicenote yang membaca sajak… KEREN!!!
Nah sesudah dibacakan puisi oleh Uda, walaupun via voicenote, dia bilang “Bacakan untukku puisi, Kangen-Rendra.” Yah sudah, dengan hati ketar-ketir gara-gara minder (Dia bagus banget bacanya soalnya!) saya bacakan puisinya walau yah, walau Laahaula.
Baca Puisi itu gak gampang loh friends, sepeti yang saya kutip dari beberapa sumber bahwa banyak cara dan alasan kenapa kita membaca puisi, salah satunya adalah karena kesenangan, atau kepuasan diri :)
Well, saya akan rangkum beberapa panduan pembacaan puisi.
1. Lihat judulnya dan pikirkan kira-kira itu tentang apa.
2. BACA PUISINYA... Coba rasakan bagaimana puisi ini akan terdengar di telinga orang lain.
3. Mulai dengan apa yang anda tahu. Beberapa puisi akan sulit dipahami loh, rasanya dan bagaimana dia terdengar akan sangat sulit dimengerti. Saran saya, garis bawahi apa yang anda mengerti dengan highlighter atau marker, sesudah itu pakai warna yang berbeda dan garis bawahi juga apa yang tidak anda pahami.
4. Lalu cek pemahaman anda tentang puisi itu. Bisa berupa, kesan pembacaan, apa yang anda ingat dan apa yang anda pahami tentang puisi tersebut.
5. Selanjutnya (menarik ini, analysis puisi here we come :) ) LIHAT POLA! Perhatikan pengulangan (repetisi) bahasa, citra, suara, warna, atau pengaturan. Tanyakan pada diri, apa yang penyair coba katakan melalui puisi tersebut. :)
6. Carilah perubahan nada, fokus, narator, struktur, suara, pola. Tanyakan: "Apa yang telah berubah? Hal ini mengubah apa di dalam puisi ini?"
7. Mengidentifikasi narator. Tanyakan: Siapa yang berbicara dalam puisi itu? Apa yang kau tahu tentang sang Narator?
8. Periksa lagi pemahaman anda. Ulangi pembacaan puisi (jika bisa, baca dengan keras) dari dari awal hingga akhir, lantas menggarisbawahi (lagi) bagian yang anda belum mengerti. Lantas coba jelaskan puisi itu pada diri sendiri atau orang lain.
9. Temukan saat-saat penting dalam puisi. Saat penting sekecil apapun yang ada dalam deretan syair. Seringkali beberapa kata seperti dalam sebuah puisi untuk puisi mengarahkan pembaca dalam arah baru. Perhatikan juga pemotongan stanza dalam puisi.
10. Pertimbangkan bentuk dan fungsi. Sekarang adalah saat yang tepat untuk melihat lebih kritis pilihan penyair. Apakah penyair menggunakan bentuk spesifik, seperti soneta? Bagaimana bentuk khusus --- misalnya, sebuah soneta memungkinkan mereka untuk mengekspresikan puisi? Apakah beberapa penggunaan majas bahasa digunakan oleh penyair? Contohnya meliputi: enjambment,
assonance, aliterasi, simbol, metafora, atau sindiran. Contoh lain mungkin termasuk penggunaan kapitalisasi yang tidak biasa, tanda baca (atau tanda baca yang dihilangkan), atau tipografi. Tanyakan. "Bagaimana penyair menggunakan tanda baca dalam puisi itu?"
11. Periksa untuk pemahaman yang lebih jauh. Baca puisi itu lagi keras jika memungkinkan. Kembali ke judul dan tanyalah dirimu tentang apa dan bagaimana puisi itu terkait dengan judul.
Tetap yang ditekankan dari tips di atas adalah pemahaman kita akan sebuah karya. Jadi bukan asal baca flat semua. Enggak kan? Hehehe
Sekian tips saya, saya juga masih belajar, kalau ada yang ditanyakan, sila kirim e-mail ke mahadewishaleh@gmail.com.
Klik disini buat mendengarkan saya bersajak pendek.
Kalau ada yang mau request pembacaan sajak oleh saya, boleh banget… Itung-itung latihan :))
See you when I write again xoxo
D
The Sick Rose
O Rose, thou art sick!
The invisible worm
That flies in the night,
In the howling storm,
Has found out thy bed
Of crimson joy:
And his dark secret love
Does thy life destroy.
Kesalahan pada pembacaan puisi ini oleh beberapa kawan adalah karena ada storm dibaca keras seakan-akan marah. Padahal. ini puisi tentang kesedihan seorang wanita yang kegadisannya direnggut (pemahaman saya sih begitu).
Kemarin iseng sih Uda Esha Tegar Putra kirim voicenote yang membaca sajak… KEREN!!!
Nah sesudah dibacakan puisi oleh Uda, walaupun via voicenote, dia bilang “Bacakan untukku puisi, Kangen-Rendra.” Yah sudah, dengan hati ketar-ketir gara-gara minder (Dia bagus banget bacanya soalnya!) saya bacakan puisinya walau yah, walau Laahaula.
Baca Puisi itu gak gampang loh friends, sepeti yang saya kutip dari beberapa sumber bahwa banyak cara dan alasan kenapa kita membaca puisi, salah satunya adalah karena kesenangan, atau kepuasan diri :)
Well, saya akan rangkum beberapa panduan pembacaan puisi.
1. Lihat judulnya dan pikirkan kira-kira itu tentang apa.
2. BACA PUISINYA... Coba rasakan bagaimana puisi ini akan terdengar di telinga orang lain.
3. Mulai dengan apa yang anda tahu. Beberapa puisi akan sulit dipahami loh, rasanya dan bagaimana dia terdengar akan sangat sulit dimengerti. Saran saya, garis bawahi apa yang anda mengerti dengan highlighter atau marker, sesudah itu pakai warna yang berbeda dan garis bawahi juga apa yang tidak anda pahami.
4. Lalu cek pemahaman anda tentang puisi itu. Bisa berupa, kesan pembacaan, apa yang anda ingat dan apa yang anda pahami tentang puisi tersebut.
5. Selanjutnya (menarik ini, analysis puisi here we come :) ) LIHAT POLA! Perhatikan pengulangan (repetisi) bahasa, citra, suara, warna, atau pengaturan. Tanyakan pada diri, apa yang penyair coba katakan melalui puisi tersebut. :)
6. Carilah perubahan nada, fokus, narator, struktur, suara, pola. Tanyakan: "Apa yang telah berubah? Hal ini mengubah apa di dalam puisi ini?"
7. Mengidentifikasi narator. Tanyakan: Siapa yang berbicara dalam puisi itu? Apa yang kau tahu tentang sang Narator?
8. Periksa lagi pemahaman anda. Ulangi pembacaan puisi (jika bisa, baca dengan keras) dari dari awal hingga akhir, lantas menggarisbawahi (lagi) bagian yang anda belum mengerti. Lantas coba jelaskan puisi itu pada diri sendiri atau orang lain.
9. Temukan saat-saat penting dalam puisi. Saat penting sekecil apapun yang ada dalam deretan syair. Seringkali beberapa kata seperti dalam sebuah puisi untuk puisi mengarahkan pembaca dalam arah baru. Perhatikan juga pemotongan stanza dalam puisi.
10. Pertimbangkan bentuk dan fungsi. Sekarang adalah saat yang tepat untuk melihat lebih kritis pilihan penyair. Apakah penyair menggunakan bentuk spesifik, seperti soneta? Bagaimana bentuk khusus --- misalnya, sebuah soneta memungkinkan mereka untuk mengekspresikan puisi? Apakah beberapa penggunaan majas bahasa digunakan oleh penyair? Contohnya meliputi: enjambment,
assonance, aliterasi, simbol, metafora, atau sindiran. Contoh lain mungkin termasuk penggunaan kapitalisasi yang tidak biasa, tanda baca (atau tanda baca yang dihilangkan), atau tipografi. Tanyakan. "Bagaimana penyair menggunakan tanda baca dalam puisi itu?"
11. Periksa untuk pemahaman yang lebih jauh. Baca puisi itu lagi keras jika memungkinkan. Kembali ke judul dan tanyalah dirimu tentang apa dan bagaimana puisi itu terkait dengan judul.
Tetap yang ditekankan dari tips di atas adalah pemahaman kita akan sebuah karya. Jadi bukan asal baca flat semua. Enggak kan? Hehehe
Sekian tips saya, saya juga masih belajar, kalau ada yang ditanyakan, sila kirim e-mail ke mahadewishaleh@gmail.com.
Rendra
Kangen
Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku
menghadapi kemerdekaan tanpa cinta
kau tak akan mengerti segala lukaku
kerna luka telah sembunyikan pisaunya.
Membayangkan wajahmu adalah siksa.
Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.
Engkau telah menjadi racun bagi darahku.
Apabila aku dalam kangen dan sepi
itulah berarti
aku tungku tanpa api
Klik disini buat mendengarkan saya bersajak pendek.
Kalau ada yang mau request pembacaan sajak oleh saya, boleh banget… Itung-itung latihan :))
See you when I write again xoxo
D
Senin, 19 Desember 2011
LAPORAN KEPADA @pradewitch-Majelis Sastra Bandung: Pengajian Sastra ke-37
Baru beberapa minggu kemarin saya bertemu dengan kawan lama saya di Facebook Pradewi Tri Chatami (@pradewitch) di Twitter tentunya (setelah migrasi besar-besaran dari Facebook ke Twitter). Dan ini tak terlepas dari kontribusi Esha Tegar Putra (@esha_tegar) yang mempertemukan akun kita berdua (salim sama Uda Esha).
Saya sama TC (Pradewi Tri Chatami) sudah berteman lama di Facebook, dulu kita korban thread gila yang dibikin sama Lingga Kencana Oktaviansyah (@i_i_n_g) hahaha... Rencananya kita mau ketemu dari zaman firaun kapan tau entah tapi gak pernah jadi (karena saya sibuk dan TC jauh lebih sibuk). Pas ketemu di Twitter, kebetulan saya yang sedang "Mandul Karya" ini lagi butuh mood-booster buat nulis, saya tanya TC ada acara Majelis Sastra Bandung gak deket-deket ini? Kebetulan ada, dan ini acara bulanan yang sudah masuk minggu ke 37 (WOW... 3tahun lebih bookkkkk!!)...
Saya yang suka canggung (lebih tepatnya malu pas pertama) ngajakin bala bantuan buat "nemenin" kemudian saya ajak Mamang Agung Sudewo, Tyas Pradiptaning dan Gita Pratiwi(Gita gak dateng, Gita ketiduran, Gita tega... ) :P... Dan datanglah hari minggu...
Saya datang jam 1.30 di Gedung Indonesia Menggugat. Sama 3 Orang teman. Tapi gak ada yang berani masuk... (ngarerakeun kabeh, termasuk uing hahaha) Dan TC pun masih lama da di jalan keneh --"
Ini pertemuan pertama saya dengan TC, perdana! Suaranya sih imut, orangnya juga imut, cuma konten pembicaraannya yang gak imut. HIAHAHAHA
Pas dateng masuk disambut oleh beberapa orang dan jajaran buku-buku. Dan dapet Run down acara.
[caption id="attachment_53" align="alignnone" width="117" caption="Rundown Acara MSB ke-37"][/caption]
Liat Run Downnya cuma bisa WOW dan WOW... Orang-orang keren semua dan cuma beberapa yang saya kenal...
Jujur, saya kira cuma diskusi dan baca puisi konvensional yang akan saya temui. Tapi oh tapi.........pembacaannya keren pisan... Gak jauh beda sama yang ada di DKJ!!! Pas dibuka pertama saya gak ada (di luar nungguin TC), pas masuk tau-tau ada asep dan musik dan segala-galanya dan lilin dan WOW KEREN!!!
Yang dateng, jujur gak banyak banget, kurang dari seratus orang kalo itungan kasar saya. Tapi acaranya keren.
Ngan, tetep saya sama TC dan Agung kalahkah heureuy diawalnya. Lantas saya sibuk liat yang tampil(sambil pake respiratory mask karena asap rokok), Agung sibuk ngebluetooth lagu, TC sibuk udar-ider. HAHAHA... Di dalem cuma beberapa orang yang saya kenal, serius... Itu jujur menyebalkan... Tapi TC dengan sabar memperkenalkan saya dengan nama "Ini Dewi, Mahadewi." Saya akui orang-orang yang dikenalkan TC sama saya bilang "Oh." (tanda tahu, tapi ragu) cuma satu orang yang benar-benar tidak kenal saya.
Begitulah laporan ini saya buat, semoga berterima dengan baik. Dan sampai jumpa lagi yah kawan-kawan sastrawan, penulis, dan pemimpi!!!!!!!
SALAM SASTRA
D
Saya sama TC (Pradewi Tri Chatami) sudah berteman lama di Facebook, dulu kita korban thread gila yang dibikin sama Lingga Kencana Oktaviansyah (@i_i_n_g) hahaha... Rencananya kita mau ketemu dari zaman firaun kapan tau entah tapi gak pernah jadi (karena saya sibuk dan TC jauh lebih sibuk). Pas ketemu di Twitter, kebetulan saya yang sedang "Mandul Karya" ini lagi butuh mood-booster buat nulis, saya tanya TC ada acara Majelis Sastra Bandung gak deket-deket ini? Kebetulan ada, dan ini acara bulanan yang sudah masuk minggu ke 37 (WOW... 3tahun lebih bookkkkk!!)...
Saya yang suka canggung (lebih tepatnya malu pas pertama) ngajakin bala bantuan buat "nemenin" kemudian saya ajak Mamang Agung Sudewo, Tyas Pradiptaning dan Gita Pratiwi(Gita gak dateng, Gita ketiduran, Gita tega... ) :P... Dan datanglah hari minggu...
Saya datang jam 1.30 di Gedung Indonesia Menggugat. Sama 3 Orang teman. Tapi gak ada yang berani masuk... (ngarerakeun kabeh, termasuk uing hahaha) Dan TC pun masih lama da di jalan keneh --"
Ini pertemuan pertama saya dengan TC, perdana! Suaranya sih imut, orangnya juga imut, cuma konten pembicaraannya yang gak imut. HIAHAHAHA
Pas dateng masuk disambut oleh beberapa orang dan jajaran buku-buku. Dan dapet Run down acara.
[caption id="attachment_53" align="alignnone" width="117" caption="Rundown Acara MSB ke-37"][/caption]
Liat Run Downnya cuma bisa WOW dan WOW... Orang-orang keren semua dan cuma beberapa yang saya kenal...
Jujur, saya kira cuma diskusi dan baca puisi konvensional yang akan saya temui. Tapi oh tapi.........pembacaannya keren pisan... Gak jauh beda sama yang ada di DKJ!!! Pas dibuka pertama saya gak ada (di luar nungguin TC), pas masuk tau-tau ada asep dan musik dan segala-galanya dan lilin dan WOW KEREN!!!
Yang dateng, jujur gak banyak banget, kurang dari seratus orang kalo itungan kasar saya. Tapi acaranya keren.
Ngan, tetep saya sama TC dan Agung kalahkah heureuy diawalnya. Lantas saya sibuk liat yang tampil(sambil pake respiratory mask karena asap rokok), Agung sibuk ngebluetooth lagu, TC sibuk udar-ider. HAHAHA... Di dalem cuma beberapa orang yang saya kenal, serius... Itu jujur menyebalkan... Tapi TC dengan sabar memperkenalkan saya dengan nama "Ini Dewi, Mahadewi." Saya akui orang-orang yang dikenalkan TC sama saya bilang "Oh." (tanda tahu, tapi ragu) cuma satu orang yang benar-benar tidak kenal saya.
Begitulah laporan ini saya buat, semoga berterima dengan baik. Dan sampai jumpa lagi yah kawan-kawan sastrawan, penulis, dan pemimpi!!!!!!!
SALAM SASTRA
D
Kamis, 01 Desember 2011
Silly Smoker
Ini kan lagi awal bulan… Kemaren pas tanggal 30 November 2011, pas banyak-banyaknya orang gajian. Dan ATM juga bank pasti penuh kan yah… karena payroll mereka dibayarkan via ATM (dan menyebalkannya hal ini, kita ga bisa liat rincian gaji dan mesti repot konfirmasi ke HRD kalo ada potongan ga jelas)…
Saya pun karena mau belanja bulanan, mampirlah ke ATM BCA yang ada di depan Griya Metro… Pas ngantri depan saya ngerokok..diantrian panjang lebih dari 15 orang, ruang terbuka dan merokok…(jujur ini ga punya attitude)…Dan orang dodol ini pas mau ke ATM, si rokoknya ditaro di trash bin yang biasa ada di supermarket (yang tinggi)… bodohnya ga dimatiin dan otomatis saya batuk-batuk… Jujur, awalnya saya ga tau siapa yang ngerokok… tapi yakin yang di depan saya yang ngerokok… saya udah batuk-batuk dan udah ga enak banget gerak, ga mau banget ngisep asep rokok (sepa mau???mati konyol karena rokok aja ga mau, apalagi karena rokok orang yang gak saya kenal…) Udah riweuh lah pokoknya mah… Dan reflek saya senyum sama ibu-ibu di belakang antrian(karena udah rusuh, ke kanan, ke kiri, mundur-mundur, maju) …terus ngomong (dialog bahasa Sunda):
“Hehe, Bu…(jeda 5 detik karena malu) itu rokoknya bau…kenapa gak dimatiin…”,
Si Ibu jawab, “Iya Neng, sayang kayanya…gak dimatiin…padahal matiin aja” (beberapa ibu-ibu dibelakang setuju, apalagi yang bawa anak…)
“Iya Bu, bau banget deh ini…” (gatel pengen nyiram pake aer supaya rokoknya mati)
Otomatis orang yang ngerokok di depan ini pasti ngedenger…Dan dia risih… (emang tuh orang mesti risih karena ga sopan…)…
Lama-lama antrian ini abis dan bagian sesudah dia adalah saya…saya keluar sesudah dia…Saya penasaran sama rokoknya…diambil ato enggak… Nah, ternyata ga diambil…Dan kalo ga diambil..KENAPA GAK DARI AWAL GAK DIMATIIN!! Jadi gak harus saya ngisep tuh aseeeeepppp!!!
Saya cukup mentoleransi perokok, asal, demi apapun, please don’t let the smoke comes to me… Kalo mau mati yah mati aja sendiri gitu… Dan kenapa beberapa perokok susah banget buat gak ngerokok… We give smoker rights to smoke…but why they don’t give us rights to be free from the toxin…???...
Buat Mas yang ngerokok didepan saya kemaren…baca ini yah, dan sadari anda menganggu beberapa orang kemarin…Dan untuk para perokok… Tolong hargai hak kami, karena kamipun telah jauh-jauh hari menghargai hak anda…
Saya beruntung punya temen yang tau saya gak suka asep rokok… mereka selalu minta izin buat ngerokok….
Friend:”D, lo gapapa gue ngerokok di sini?”
Dewi: “Gapapa santai aja”
Walaupun akhirnya saya ato dia meninggalkan ruangan pastinya…
Tapi setidaknya, dia punya attitude…dan gak ada yang ngejual attitude…
Sekian, selamat menikmati hidup sehat anda
D…
Saya pun karena mau belanja bulanan, mampirlah ke ATM BCA yang ada di depan Griya Metro… Pas ngantri depan saya ngerokok..diantrian panjang lebih dari 15 orang, ruang terbuka dan merokok…(jujur ini ga punya attitude)…Dan orang dodol ini pas mau ke ATM, si rokoknya ditaro di trash bin yang biasa ada di supermarket (yang tinggi)… bodohnya ga dimatiin dan otomatis saya batuk-batuk… Jujur, awalnya saya ga tau siapa yang ngerokok… tapi yakin yang di depan saya yang ngerokok… saya udah batuk-batuk dan udah ga enak banget gerak, ga mau banget ngisep asep rokok (sepa mau???mati konyol karena rokok aja ga mau, apalagi karena rokok orang yang gak saya kenal…) Udah riweuh lah pokoknya mah… Dan reflek saya senyum sama ibu-ibu di belakang antrian(karena udah rusuh, ke kanan, ke kiri, mundur-mundur, maju) …terus ngomong (dialog bahasa Sunda):
“Hehe, Bu…(jeda 5 detik karena malu) itu rokoknya bau…kenapa gak dimatiin…”,
Si Ibu jawab, “Iya Neng, sayang kayanya…gak dimatiin…padahal matiin aja” (beberapa ibu-ibu dibelakang setuju, apalagi yang bawa anak…)
“Iya Bu, bau banget deh ini…” (gatel pengen nyiram pake aer supaya rokoknya mati)
Otomatis orang yang ngerokok di depan ini pasti ngedenger…Dan dia risih… (emang tuh orang mesti risih karena ga sopan…)…
Lama-lama antrian ini abis dan bagian sesudah dia adalah saya…saya keluar sesudah dia…Saya penasaran sama rokoknya…diambil ato enggak… Nah, ternyata ga diambil…Dan kalo ga diambil..KENAPA GAK DARI AWAL GAK DIMATIIN!! Jadi gak harus saya ngisep tuh aseeeeepppp!!!
Saya cukup mentoleransi perokok, asal, demi apapun, please don’t let the smoke comes to me… Kalo mau mati yah mati aja sendiri gitu… Dan kenapa beberapa perokok susah banget buat gak ngerokok… We give smoker rights to smoke…but why they don’t give us rights to be free from the toxin…???...
Buat Mas yang ngerokok didepan saya kemaren…baca ini yah, dan sadari anda menganggu beberapa orang kemarin…Dan untuk para perokok… Tolong hargai hak kami, karena kamipun telah jauh-jauh hari menghargai hak anda…
Saya beruntung punya temen yang tau saya gak suka asep rokok… mereka selalu minta izin buat ngerokok….
Friend:”D, lo gapapa gue ngerokok di sini?”
Dewi: “Gapapa santai aja”
Walaupun akhirnya saya ato dia meninggalkan ruangan pastinya…
Tapi setidaknya, dia punya attitude…dan gak ada yang ngejual attitude…
Sekian, selamat menikmati hidup sehat anda
D…